Asap putih mulai memenuhi panggung, para gitaris danpemain drum terdiam, dan dari balik asap putih, muncul seorang gadis manis berambut hijau panjang yang di ikat dua, gadis itu mengenakan gaun hitam ala Gothic lolita dengan headset hitam bergaris merah menyala.
Setelah menylakan mik yang terpasang di telinganya, ia mulai memberikan kata sambutan.
"Selamat malam semuanya!"
Para penonton menjawab serempak.
"Terima kasih sudah datang ke konser Miku~" Lanjutnya.
"Malam ini aku akan menyanyikan lima lagu untuk kalian semua!!"
Seluruh penonton bersorak.
Sementara itu di tempat lain.....
"Ayo, sedikit lagi kita sampai di sana!"
Kaito berjalan mengendap seraya menempel pada dinding, di belakangnya, temannya yang berambut pirang acak-acakan mengikutinya dengan malas.
"Kita pulang saja deh.." bujuknya, dia memang paling tidak suka dengan yang namanya konser, dan baginya lebih baik main gitar sendiri di rumah daripada harus capek-capek menyusup ke atap auditorium hanya demi nonton konser ga guna.
"Kau ini ngomong apa sih?, lebih baik aku mati daripada tidak menonton konser ini!", ucap kaito berapi-api
"Ya sudah, mati saja sana", kaito langsung diam mendengarnya, dia tahu kalau sifat temannya ini memang dingin, tapi tak di sangka dia lebih dingin dari es krim, eh, balok es.
"Kejam banget sih, setidaknya bantu aku sedikit", rengeknya. Temannya yang bernama Shota itu geleng-geleng kepala.
"Baiklah, aku akan mengusir kedua penjaga di depan sana, setelah itu aku pulang, bagaimana?", tanyanya malas.
"oke, aku setuju!"jawab kaito, dan rencana pun di mulai...
Shota berlari seperti kesetanan (entah di kejar setan atau memang dia sendiri setannya) menuju para penjaga yang sedang mengobrol berdua, nafasnya memburu dengan peluh yang membasahi wajahnya, lalu dengan sengaja dia menjatuhkan dirinya di depan mereka.
"Hei, kau tidak apa-apa?", tanya salah seorang penjaga. shota bangkit dengan nafas terengah, para penjaga berubah heran melihatnya.
"kau kenapa?, kenapa berlari seperti itu?", shota tidak menjawab, setelah mengatur nafas dan merasa agak tenang, ia mulai bicara.
"gawat pak, aku di kejar-kejar oleh hewan aneh!!"
"hewan apa?" tanya si penjaga bingung.
"kecoa pak!", kedua penjaga itu saling pandang dengan wajah heran.
"kecoa?, mana ada kecoa di tempat seperti ini?, kamu salah lihat mungkin", ucapnya tidak per percaya.
"benar kok pak, kecoa besar dan wajahnya juga seram", para penjaga terlihat penasaran, rencananya berhasil.
"apa benar ada makhluk seperti itu?"
"benar pak, mungkin hewan hasil mutasi yang lepas, dia juga sempat mengacungkan jari tengahnya dan mengatakan F**CK!", ucap shota seraya memperagakan gerakan si kecoa, dalam hatinya dia memang ingin mengucapkan kata itu pada mereka.
"gawat kalu begitu, apa dia melukaimu?" tanya si penjaga agak panik. shota menjawab "untungnya saya selamat pak" jawabnya sambil pura-pura lega, si penjaga malah lega beneran.
"baguslah kalau begitu, serahkan saja masalah ini pada kami", mendengar itu shota kembali memutar otak, dia harus mancari cara untuk menyingkirkan kedua penjaga itu dari sana.
"sebelumnya apa bisa antar saya keluar pak?, saya takut bertemu dengan kecoa itu lagi", mintanya sambil berpura-pura takut.
"ya sudah, ayo kami antar".
rencana sukses besar, dalam hati shota bersorak senang dan mengejek kedua penjaga tolol tersebut. melihat jalan yang sudah di bersihkan oleh shota, kaito langsung bergegas melewati lorong di depannya hingga menemukan tangga besi yang menuju ke atas. ia memanjatnya, dan begitu tiba di atas, suara musik terdengar begitu nyaring di telinga. kaito merangkak dengan sangat hati-hati menuju tepi atap, di sana dia langsung memasang multi-function google andalannya dan mengaktifkan fitur zoom.
Dari sana dia bisa melihat konser Miku dengan sangat jelas, awalnya dia menikmati konser tersebut dengan santai, hingga tiba-tiba seseorang memukul kepalanya dengan keras.
"adaww..", rintihnya, begitu menengok ke belakang, kedua penjaga yang tadi sudah berdiri di belakangnya.
"sedang apa kamu di sini?" tanya mereka, kaito hanya bisa nyengir.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar