Sabtu, 16 Oktober 2010

Melihat cara indonesia melakukan sulih suara alias Dubbing

Tanggal 17 September 2010 lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke sebuah studio dubbing di bilangan Klender, Jakarta Timur. Tepatnya, studio ini bernama Studio Power Vision. Acara yang awalnya dimulai dengan janjian bersama Kak Agus Nurhasan beberapa hari sebelumnya ini juga memberikan banyak pembelajaran dan berbagi pengalaman langsung dari para seiyu (penyulih suara).
Ukuran studio ini tidak terlalu besar. Bisa dibilang hanya sebuah rumah yang diberikan fasilitas studio rekaman kecil untuk keperluan rekaman dubbing. Interior untuk ruang dubbingnya juga tidak terlalu istimewa. Hanya sebuah ruang bilik segi empat kecil kedap suara dengan pesawat televisi dan perekam suara, yang akan digunakan para Seiyu dalam menjalankan tugas mereka sambil duduk lesehan. Juga dilengkapi dengan operator di luar studio yang siaga mengawasi jalannya sesi rekaman (dengan program Vegas). Tapi, dari studio kecil ini tidak sedikit program-program dubbing yang memulai prosesnya di sini sebelum bisa kita nikmati di televisi.
Kunjungan saya ke tempat ini kebetulan bertepatan dengan hari pertama kak Agus kembali bekerja setelah libur Idul Fitri. Kali ini, Kak Agus tengah mendapatkan pesanan untuk menyulih suarakan sebuah animasi tiga dimensi berjudul Zigby, yang rencananya akan ditayangkan di sebuah stasiun TV lokal di Jakarta. Yang menarik, saya diberi kesempatan  masuk langsung ke dalam studio untuk melihat bagaimana jalannya proses dubbing.

Tempat melakukan sulih suara. Di sini, teman-teman seiyu unjuk kebolehan.
Pengalaman lainnya yang tidak kalah berkesan adalah pertemuan saya dengan beberapa Seiyu lainnya. Selain kak Agus, saya juga berkenalan dengan Merysha Chandra (Shizuka : Doraemon 2009, Hattori : Ninja Hattori Space Toon), Kak Ade "Bibier" Kurniawan, dan Mbak Sofie. Dari pertemuan tersebut, saya cukup lama berbicara terutama dengan Kak Agus dan Risya. Dari sini saya mendapatkan pembelajaran bagaimana kesan-kesan, suka-duka, maupun tips-tips bagaimana menjadi seorang Seiyu, bagaimana Risya yang selalu ingin cepat-cepat selesai tiap kali ia sedang take dubbing Hattori karena tidak kuat terus-terusan bersuara dengan perut, atau bagaimana Risya yang awalnya sempat menolak peran Shizuka.

Mas Kessy sedang mengoperasikan komputer yang dipakai untuk proses mixing.
Akhir kata, perjumpaan singkat ini harus diakhiri pada jam 7 malam karena waktu sudah mulai larut, sementara teman-teman Seiyu masih cukup sibuk dengan jadwal mereka. Bayangkan, saat itu order yang diterima adalah mendubbing 5 episode sekaligus, yang mana tiap episodenya dikerjakan sekitar satu jam, dan harus bergantian setiap orang.
Rencana saya untuk juga mengunjungi Studio Aldino milik Ladi Chocolate'z yang jaraknya tidak terlalu jauh pun saya batalkan, karena waktu sudah semakin malam sementara Kak Agus masih sibuk mendubbing. Setelah pamit dengan semua teman- teman di studio dubbing, saya meninggalkan Studio Power Vision dengan harapan suatu saat bisa bertemu kembali dengan lebih banyak Seiyu, dan berkunjung ke lebih banyak studio lagi. Tentu saja, jika saat itu tiba, mudah-mudahan saya juga ditemani oleh staf dan pengguna KAORI, untuk lebih mendekatkan diri antara artis dan penggemarnya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Kak Agus dan Risya yang telah bersedia membagi ilmunya dengan saya, Mbak Sofie yang makan bakso bertiga bareng saya dan Risya, Bang Operator yang sudah rela saya "ganggu" karena saya ajak ngobrol pas sedang mixing (maaf banget lho kalau terganggu Bang), Kak Ade dengan senyumnya yang wah, dan juga para penjaga Studio Power yang sudah menyediakan tempat sholat. Terima kasih banyak atas pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar